Jalur Lingkar Barat, Trans Papua-nya Purwakarta Perlu Perhatian Khusus Pemerintah Purwakarta.
Indojabar News – Pemerintah Kabupaten Purwakarta, saat ini harus berbenah diri. Pasalnya, masih banyak PR yang belum rampung di masa kepemimpinan Anne Ratna Mustika sebagai bupati sebelumnya. Salah satunya, yang terkait dengan pembangunan infrastruktur layak bagi masyarakat.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Kabupaten Purwakarta, Ryan Oktavia pun tak menampik hal itu. Dia mengakui, program pembangunan infrastruktur di wilayahnya cenderung menurun dalam kurun beberapa tahun ini.
“Di 2024 nanti kita fokuskan kembali untuk penanganan infrastruktur ini,” ujar Ryan saat Kepada Awak Media. belum lama ini.
Ryan menjelaskan, salah satu yang menjadi fokus jajarannya yakni perbaikan Jalur Lingkar Barat yang terbentang sepanjang 57 kilometer dari mulai Kecamatan Babakan Cikao-Jatiluhur-Sukasari hingga Kecamatan Maniis.
“Secara fungsional sih masih bisa dilalui. Hanya ada memang ada beberapa titik yang mengalami kerusakan. Insya Allah di 2024 nanti kita fokuskan untuk perbaikannya,” Jelas dia.
Baca Juga : PEMIMPIN MASA DEPAN : YUDISTIRA ANAK DARI ANNE RATNA M DAN DEDI MULYADI
Selama ini, lanjut Ryan, Jalur Lingkar Barat atau biasa disebut jalur Trans Papua-nya Purwakarta itu menjadi salas satu jalan alternatif penghubung kabupaten. Yakni, berbatasan dengan Kabupaten Karawang, Cianjur dan Bogor.
“Kalau berbicara kebutuhan, itu kurang lebih kita butuh Rp100 miliar untuk perbaikan jalur alternatif tersebut,” kata dia.
Selain penanganan Jalur Lingkar Barat, saat ini pihaknya juga sedang memfokuskan anggaran untuk mengembalikan kemantapan jalan yang sejak beberapa tahun terakhir mengalami penurunan secara kualitas.
Saat ini, kemantapan jalan di wilayahnya mengalami penurunan dari yang tadinya di angka 87 persen dari total panjang jalan kabupaten yang mencapai 728,94 kilometer itu menjadi 84 persen.
“Penurunan kemantapan ini, terjadi sejak pandemi Covid-19 atau dari mulai 2020-2021 kemarin. Karena, saat itu anggaran untuk peningkatan infrastruktur harus direalokasi atau dikurangi. Sehingga, kegiatan pemeliharaan jalan jadi terkendala,” kata dia.
Ryan menjelaskan, sejak 2022 pihaknya telah memaksimalkan anggaran yang ada untuk program pembangunan infrastruktur ini. Demikian Pungkasnya.
Lalu siapa yang bertanggung jawab dengan peristiwa ini, infrastruktur yang tidak di perhatikan, selain pembangunan terjadi keberpihakan Pemda di masa kepemimpinan Anne Ratna Mustika terhadap lahan produktif seperti sawah dan ketersediaan pangan terabaikan.
Baca Juga : Breaking News : Prabowo Umumkan Gibran Rakabuming Raka Cawapres 2024
Saya kira masyarakat Purwakarta hari ini sudah bisa menilai sendiri mana pemimpin yang pro rakyat mana pemimpin yang pro elit politik atau sekelompok orang saja. Demikian disampaikan Tokoh Pemuda Sukasari (AL).
Dedi Mulyadi : Pilih Pemimpin Kosmetik apa yang Autentik
Dedi Mulyadi Unggah Vlog Video berdurasi 54 detik #Short melalui kanal Youtube Kang Dedi Mulyadi Channel.
Gimana caranya agar punya pacar tidak cepat bosan? Cara nya adalah pacarmu kalau dandan jangan terlalu glowing ya. Ucap Dedi Mulyadi
“Alami saja, bila perlu tidak usah pakai bedak, karena kalau kosmetik secara terus menerus akan membuat kamu menjadi bosan”. Bosan apa nya coba ? Ujar Dedi Mulyadi
Bosan belanjanya, duidt nya tidak ada, Hahahaha haha sambal tertawa Dedi Mulyadi
Maka nya Hidup itu yang autentik itu lebih awet dibanding yang kosmetik gitu, cari pemimpin juga sama, cari pemimpin yang alamiah yang autentik jangan yang kosmetik terus, Foto Kanan, Foto Kiri, Kamera Kanan, Kamera Kiri, Action. Nanti kalau udah tau aslinya kamu nyesel deh. Jelas Dedi Mulyadi.
Ada pesan moral yang disampaikan oleh Dedi Mulyadi tentang Pemimpin Autentik dan Pemimpin Kosmetik. Siapakah itu.?
Diketahui Dedi Mulyadi dimasa kepemimpinan sebagai Bupati pada saat itu ia menjelaskan, pembangunan Jalur Lingkar Barat atau ‘Trans Papua-nya Purwakarta’ itu merupakan bentuk penghargaan bagi warga yang bermukim di seberang Waduk Jatiluhur.
Menurutnya, masyarakat di wilayah itu, sangat berkontribusi besar terhadap negara. Mereka rela terisolasi selama lebih dari 50 tahun demi terwujudnya Bendungan Jatiluhur.
“Dengan dibangunnya jalur tersebut, masyarakat Sukasari tak akan lagi terisolasi. Sebab, mobilitas mereka akan semakin mudah,” Demikian Pungkasnya Dedi Mulyadi.