Indojabar News — SDN 2 Cikopo jadi kebanggaan Dinas Pendidikan Kabupaten Purwakarta. Pasalnya, sekolah negeri ini memiliki laboratorium bambu yang dinamakan arboretum bambu seluas 1,1 hektare. Saat ini, sudah tertanam 200 pohon bambu dari 42 jenis yang ada di dunia.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Purwakarta, Dr Purwanto, mengatakan, bambu tidak bisa lepas dari kehidupan manusia. Sejak lahir sampai nanti meninggal dunia, bambu tetap dimanfaatkan oleh manusia. Makanya, keberadaan bambu ini sangatlah penting.
“Saat ini, salah satu sekolah kita sudah memiliki arboretum bambu,” ujarnya, disela-sela peringatan Hari Bambu Sedunia yang jatuh setiap 18 September.
Dengan demikian bambu yang nama ilmiahnya melocanna bambusoideae ini, harus dilestarikan. Karena, bambu sangat terkoneksi dengan kehidupan manusia.
Saat ini di Kabupaten Purwakarta sudah ada arboretumnya. Yakni, lokasinya di lahan milik SDN 2 Cikopo Kecamatan Bungursari. Sampai saat ini, sudah ada 200 pohon yang ditanam dari 42 jenis.
Bambu yang ditanam itu, ada dari luar negeri. Seperti bambu China. Ada juga bambu lokal asli Indonesia. Seperti, bambu Apus dan bambu Bali.
Menurut Purwanto, banyak pihak yang terlibat dalam arboretum ini. Selain guru-guru dan kepala sekolah, pejabat, arboretum ini ada sentuhan dari orang tua dan juga komunitas.
Jadi, pohon bambu yang ditanam di arboretum ini kedepannya akan menjadi laboratorium bambu. Bahkan, menjadi literasi buat para pelajar dan juga masyarakat.
“Yang menanam bambu di arboretum ini semua pihak. Mereka yang punya bibit bambu, silahkan tanam di sini. Bahkan, bambu yang ditanam menjadi bahan literasi anak-anak dan juga masyarakat,” ujarnya.
Karena, setiap bambu yang ditanam akan dilengkapi dengan label dan juga barcode. Begitu barcode-nya discan di handphone masing-masing maka narasinya akan muncul.
Mulai dari nama bambu, asalnya dari mana, sampai manfaatnya apa, ada semua dalam naskah tersebut. Sehingga, bambu yang ada di arboretum menjadi bahan literasi.
Saat barcode milik Kadisdik Purwanto di scan, muncul narasi bambu yang ditanam Kadisdik di arboretum ini, namanya Bambu Petung atau Bambu Betung. Bambu ini ditanam sejak 25 Januari 2023.
“Bambu Betung banyak manfaat, terutama untuk bahan bangunan dan kayu struktural untuk konstruksi pelbagai bangunan,” jelas Purwanto.
Sementara itu, Fitrah Wahyudi, salah seorang pengemudi ojek online, juga turut berkontribusi dalam pengembangan arboretum ini. Pasalnya, Kang Gojek ini turut menanam bambu jenis wuluh atau dalam Bahasa Sunda disebut Bambu Tamiang.
“Bambu ini ditanam sejak 27 Januari 2023, kini usianya sudah sembilan bulan. Semoga bambu ini akan bermanfaat dikemudian hari,” ujar Kang Gojek disabilitas ini. Demikian Pungkasnya (Red)
Saya sangat terinspirasi dengan kegiatan bapak Purwanto ini.