Indoajabar News — Selasa, 10 Oktober 2023. Bersama Mahasiswa Mahasiswi Perguruan Tinggi Umum Kabupaten Purwakarta yang berjumlah 23 dan pelajar tingkat SMPN berjumlah 6 orang dan pendamping 3 orang dan driver tiga orang.
Field Trip moderasi beragama dilakukan diberbagai tempat dari kunjungan ke Kantor FKUB, Satgas Toleransi, MUI, Pondok Pesantren Al-Muhajirin, Pasraman Widya Saraswati dan Majelis Buddhayana Indonesia, Kebun Persahabatan.
Dalam Field Trip yang kami laksanakan kami diterima dengan baik di Kampus AMIK Koncara Drs. K.H Khon Dien, MH.Th. M.Pd menyambut baik kami dengan penjelasan dan tanya jawab yang mendalam berkaitan dengan moderasi beragama.
Di Kampus Pondok Pesantren Al-Muhajirin kami diterima sangat baik oleh H. Amit Saeful Malik kepala Sekolah SMP Al-Muhajirin sangat luar biasa menjelaskan pertanyaan dari mahasiswa-mahasiswi kampus UPI dengan detail beliau menjelaskan moderasi beragama dan penguatan profil pelajar dan mahasiswa Pancasila.
Selanjutnya kami exposure ke Pasraman Widya Saraswati I Made Kandhi menjelaskan dengan detai ajaran hindu dan 5 pokok ajaran Hindu dalam menguatkan moderasi beragama.
Kami menuju kebun persahabatan disana kami diterima Y.M Bhante Kamsai Simano Mahatera dengan sharing pengalaman untuk membuat desa mandiri yang bisa bertahan hidup dari tantangan kehidupan demi makan keluarga harus berpisah dengan keluarga yang lain.
Bhante mengajarkan semua mahasiswa dan pelajar harus bisa bergerak menguatkan desa mandiri yang bisa menghidupi masyarakatnya dengan makanan yang ada dilingkunganya masing-masing.
Indonesia merupakan negara majemuk yang memiliki beragam suku, agama, ras, dan budaya. Keberagaman tersebut merupakan kekuatan yang dimiliki Indonesia, namun dalam implementasinya, dinamika ekspresi keberagamaan di era demokrasi terkadang berpotensi memunculkan ketegangan dan konflik antar masyarakat, antar umat beragama atau bahkan internal umat beragama.
Oleh karena itu, diperlukan moderasi salah satunya moderasi beragama untuk menjaga keharmonisan bangsa.
“Moderasi beragama sesungguhnya merupakan kunci terciptanya toleransi dan kerukunan, baik di tingkat lokal, nasional, maupun global. Moderasi merupakan kebajikan yang mendorong terciptanya harmoni sosial dan keseimbangan dalam kehidupan secara personal, keluarga dan masyarakat”.
Moderasi dapat diukur dalam empat indikator diantaranya toleransi, anti kekerasan, komitmen kebangsaan, serta pemahaman dan perilaku beragama yang akomodatif terhadap budaya lokal atau konteks Indonesia yang multi-kultural dan multi-agama. Penulis Yohanes Baptis AKPK