Indojabar News — Berlokasi di Jalan Ibrahim Singadilaga Nomot 41, Koncara, Kelurahan Nagri Kaler, gerai kopi Cotta Haus hadir mewarnai khazanah perkopian di Kabupaten Purwakarta. Selain tersedia live musik, cafe dengan konsep coffee shop minimalis itu menawarkan perpaduan desain bangunan unik dengan suasana homey dan sajian kopi serta berbagai makanan yang enak.
Pada Grand Opening gerai kopi yang berada tak jauh dari Kampus AMIK YPAT Purwakarta itu tampak hadir sejumlah inohong Purwakarta diantaranya Doktor Suherman Saleh (Uda Herman), Mayjen (Purn) Tomi Basari Natanegara, perwakilan Penjabat Bupati Purwakarta, Anggota DPRD Purwakarta, Ketua MUI, Danyon Armed 9 Purwakarta, Ketua Dewan Pendidikan Purwakarta, Ketua KPU dan Ketua Bawaslu Purwakarta periode 2018-2023 dan sejumlah tokoh masyarakat Purwakarta lainnya.
Selain diisi oleh tausiah dari Ketua MUI Kabupaten Purwakarta, KH John Dien, pada grand opening gerai milik Yuyus Juarsa itu juga dilakukan santunan puluhan anak yatim yang berasal dari warga sekitar gerai. “Kami berharap keberadaan gerai kopi Cotta Haus ini dapat bermanfaat untuk masyarakat Purwakarta,” kata Owner Cotta Haus, Yuyus Juarsa dalam sambutannya, Sabtu 14 Oktober 2023.
Sementara, mewakili Penjabat Bupati Purwakarta, Benni Irwan, Sekretaris Dinas Koperasi, UMKM, Perdagangan dan Perindustrian (DKUPP) Kabupaten Purwakarta, Eka Sugryana dalam keterangannya mengatakan, dalam beberapa tahun terakhir ini, coffee shop banyak bermunculan di Kabupaten Purwakarta.
Baca Juga : Disdik Gelar Bimtek Dapodik 2023
“Sampai saat ini tercatat ada 150 gerai kopi yang tersebar di sejumlah wilayah di Kabupaten Purwakarta. Seperti, pusat niaga di wilayah perkotaan sampai di kecamatan hingga di desa-desa,” kata Eka kepada awak media.
Dengan menjamurnya kedai kopi modern ini, kata Eka merupakan peluang yang cukup potensial untuk memasarkan kopi hasil petani. Karena itu, instansinya menjajaki dan bekerja sama dengan para pemilik gerai kopi agar bisa menyajikan kopi asli Purwakarta ke konsumennya.
“Dan tentu saja hal ini juga berkaitan erat dengan PAD dan penyerapan tenaga kerja lokal. Dari 17 kecamatan yang ada, wilayah yang menjadi sentra perkebunan kopi yakni Kecamatan Kiarapedes, Wanayasa, Bojong dan Darangdan. Dengan adanya coffee shop ini, diharapkan kopi asal Purwakarta bisa punya brand tersendiri. Sehingga, kopi ini bisa bersaing dengan kopi dari wilayah lainnya,” ujar Eka Sugryana.
Di tempat yang sama, salahsatu Tokoh Masyarakat Purwakarta, Doktor Suherman Saleh dalam sambutannya mengatakan, Cotta Haus lahir dari persahabatan yang mulia, terbukti persahabatan yang mulia dapat memuliakan semua. Semua yang hadir disini merupakan bagian dari keluarga besar masyarakat Purwakarta.
“Saya berharap kehadiran Cotta Haus mendapat ridho dari Allah SWT dengan selalu menjaga mutu makanan minuman yang terus terjaga kualitasnya. Dan kehadirannya membawa manfaat untuk pembangunan ekonomi masyarakat Purwakarta,” kata Uda Herman, begitu ia kerap disapa.
Sekedar diketahui, Kabupaten Purwakarta memiliki ratusan hektare perkebunan kopi, dengan produksi yang cukup tinggi per tahunnya. Perkebunan kopi rakyat ini cukup potensial untuk terus dikembangkan. Sementara, jenis kopi yang ditanam petani Purwakarta yaitu robusta.
Pasalnya, perkebunan tersebut berada di dataran setinggi 800 meter di atas permukaan laut (mdpl). Sedangkan, kopi jenis arabika harus ditanam di dataran tinggi. Dan salahsatunya yaitu kopi asli Wanayasa dianggap cukup potensial. Dengan adanya coffee shop ini, peluang pasar menjadi bertambah besar.
Instansi terkait, seyogianya juga harus terus berupaya untuk mendorong pada peningkatan mutu kopi yang dihasilkan petani. Supaya, kopi asli Purwakarta bisa masuk dalam standar penilaian coffe roaster. Sehingga, kopi petani asli Purwakarta ini, bisa tampil dan menjadi produk unggulan di ratusan coffee shop yang ada di Purwakarta. (Red).